Sunday, November 1, 2015

Liquid Soap - Goat Milk in Liquid Soap

Melanjutkan tulisan saya tentang FAQ liquid soap disini, Kali ini saya akan bahas mengenai liquid soap yang menggunakan water substitution, khususnya semua sabun cair home made yang menggunakan susu. 

Di US, homemade goat milk liquid soap sudah lama beredar. Saya pun sudah lama membuatnya untuk pemakaian pribadi atau untuk pesanan orang (khusus sabun liquid saya tidak  menjual eceran tapi per jerigen 5 liter). Liquid goat milk soap pertama saya dibuat lebih dari 6 tahun yang lalu menggunakan fresh goatmilk. 

Liquid goat milk soap pasti akan berwarna gelap, ini disebabkan karena pada saat proses masak, goat milk akan menjadi gelap dan berbau karamel. 

Semua liquid goatmilk soap (baik yang menggunakan powder maupun fresh goat milk) akan menghasilkan sedimen pada dasarnya ketika sudah fully diluted, seperti pada contoh dibawah ini. Kita tidak menginginkan sedimen seperti ini pada produk yang akan dijual, sedimen ini akan menjadi carrier bagi bakteri, yeast dan fungi untuk tumbuh dan berkembang biak. Jadi, sebelum dituang ke dalam botol, liquid soap ini perlu disaring (saya pakai beberapa lapis kain sebagai saringan) untuk menghilangkan sedimen seperti ini. Saya tidak menuang semua sabun saat menyaringnya, bagian yang mengandung sedimen selalu saya buang.  Ini perbandingannya yang menggunakan powdered goatmilk dan fresh goatmilk

Sedimen pada liquid goatmilk soap menggunakan powdered goat milk


Sedimen pada liquid goatmilk menggunakan fresh goat milk
(sorry for the bad lightning)


Sisa sedimen setelah liquid goatmilk saya saring



Liquid goat milk memiliki aroma alami yang sedikit berbeda dari liquid soap tanpa goat milk (kalau menurut penciuman saya, baunya seperti bau karamel). Itu dikarenakan kandungan gula pada susu kambing tersebut. 

Liquid goat milk soap yang baik tidak akan berubah bau dalam hitungan minggu. saya punya liquid goat milk soap (menggnakan fresh goat milk) yang sudah saya simpan selama 6 bulan tanpa diberi pengawet, tidak mengalami perubahan bau. 

Jika Anda menemukan liquid goat milk soap yang berubah bau dalam hitungan minggu, mungkin liquid goatmilk soap Anda sudah salah buat atau tidak mengikuti aturan aturan dalam membuat sabun liquid menggunakan susu atau bahan lain yang merupakan "nutrisi bakteri". 

Ada beberapa alasan kenapa soapmaker lebih menyukai powdered goatmilk untuk liquid soapnya, antara lain:

1. Powder goatmilk lebih stabil dan lebih tahan lama dibanding fresh goatmilk.
2. Kadar fat pada powder bisa dilihat karena tercantum pada labelnya.
3. Mengurangi kadar 'bacteria nutrition' karena powder goatmilk merupakan produk susu kambing yang sudah diolah lebih lanjut. 


Trus? ga bisa dong menggunakan fresh goatmilk???  
Jawab: Bisa kok, tapi ada beberapa hal yang harus diperhitungkan. Anda harus memperhitungkan fat dalam fresh goatmilk tersebut ke dalam hitungan resep Anda. Ini agak tricky bagi soapers pemula, karena kandungan fat pada susu kambing segar bisa beda beda tergantung bagaimana kambing tersebut dibiakkan. Bisa bisa yang terjadi adalah sabun goatmilk Anda yang menggunakan fresh goatmilk cepat rusak (berubah bau) dalam hitungan kurang dari 3 bulan. Jika ingin liquid soap yang menggunakan fresh goatmilk, carilah soapmaker yang berpengalaman dalam hal ini. Ingat, liquid soapmaking itu adalah level advance dalam dunia soap making. Tidak banyak informasi yang jelas di internet. Tips trik menghandle bahan segar seperti ini tidak dibagikan gratis (sepanjang yang saya lihat ya...). 

Bar soap yang memakai fresh goatmilk lebih tahan dibanding liquid soap menggunakan fresh goatmilk. 
Untuk skincare, justru tidak disarankan memakai fresh goatmilk. Bayangkan susu segar yang ditaruh di suhu ruangan, berapa hari sudah menjadi busuk?


Tapi, benefitnya beda dong?  
Hm.... yang ini tergantung ya.... kalian mau memakai liquid soap yang pakai susu segar yang dibuat tanpa perhitungan yang baik, ada sedimen di dasar botol lalu berubah bau dalam beberapa minggu karena bakteri, ATAU memakai liquid goat milk yang dibuat dengan powdered goatmilk tapi lebih stabil dan lebih tahan terhadap bakteri?

Mengenai manfaat, saya rasa keduanya hanya beda sedikit. Toh selama proses masak, baik yang menggunakan susu segar maupun susu bubuk sama sama akan melewati proses 'pemanasan'. 



Be smart ;)


Tuesday, October 27, 2015

Liquid Soap - FAQ

Pic source: Etsy

Menanggapi banyaknya pertanyaan mengenai sabun cair - home made, saya buatkan ringkasannya disini yaaa....

Tanya: Sabun cair yang saya beli kok encer ya? 
Jawab: Secara alami, sabun cair home made pasti akan encer, tapi tidak seencer air. Kadar keencerannya tergantung pada beberapa faktor: 
- Resep. 
- Berapa banyak air yang digunakan untuk mendilute pasta liquid soap. Semakin banyak air yang dipakai untuk melarutkan (mendilute) pasta liquid soap, maka sabun akan semakin encer. Jadi jika Anda menemukan sabun cair yang encernya seperti air, bisa dipastikan soapmaker tersebut menggunakan banyak air untuk melarutkan pastanya (ini masalah cost, selain supaya bisa diproduksi lebih banyak, dengan demikian soapmaker tersebut mendapatkan keuntungan lebih ). Banyaknya air yang diigunakan untuk melarutkan pasta liquid soap juga akan membuat busa liquid soap berkurang. 
- Fragrance atau essential oil:  beberapa jenisnya membuat liquid soap menjadi kental.
- Apakah liquid soap tersebut diberi thickener maupun tidak (thickener disini ada yang natural, ada yang synthetic). Berhubung di Indonesia sulit mendapatkan synthetic thickener, rata rata soapmaker disini menggunakan natural thickener untuk liquid soapnya. Natural thickener ini berupa air garam, namun tidak semua resep bisa dikentalkan dengan air garam, ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi untuk membuat liquid soap bisa kental dengan air garam, salah satunya adalah tidak melarutkan pasta dengan banyak air.

Tanya: Sabun cair yang baik itu harus bening?
Jawab: Tidak. 
- Beberapa bahan seperti shea butter, cocoa butter akan membuat sabun cair berwarna opaque, ini bisa tergantung berapa banyak yang dipakai. Beberapa oil juga akan membuat sabun cair menjadi opaque atau milky. Palm oil akan membuat sabun cair menjadi milky, tergantung berapa banyak pemakaiannya. Dibawah sekian persen tetap akan bening. 
- Fragrance / essential oil. Beberapa fragrance maupun essential oil akan membuat liquid soap yang tadinya crystal clear akan menjadi keruh. Ada yang akan kembali bening dalam beberapa jam atau hari. Ini juga ada triknya supaya si sabun kembali menjadi bening. Soapmaker yang berpengalaman pasti tahu apa yang harus dilakukan untuk mengatasi hal ini. Tapi jika Anda tidak keberatan dengan penampilan, seharusnya hal ini tidak menjadi masalah bagi Anda. 

Tanya: Saya beli liquid castile soap paste, tapi setelah dilute kok misah ya? seperti ada dua lapisan.
Jawab: Kemungkinan besar Anda mendapatkan pasta yang belum 'fully done'. Ini berbahaya, karena adonan yang misah setelah diluting menandakan sabun tersebut masih mengandung lye. Hubungi penjualnya dan sampaikan bahwa dia menjual pasta yang belum matang. Liquid soap paste berbentuk seperti soft butter (kurang lebih seperti mentega wijsman, atau lebih keras dari itu).

Tanya: Ada yang bilang, liquid soap itu pakai borax ya?
Jawab: Kalau soapmaker tersebut menggunakan metode yang ada di buku Catherine Failor ini, ada kemungkinan iya. Buku ini terbitan tahun 2000, masih menggunakan metode lama dalam membuat liquid soap. Metode tersebut memperhitungkan excess lye, sehingga butuh neutralizing agent berupa borax, atau pilihan lainnya: boric acid, citric acid. Soapmaker sekarang ini sudah tidak membutuhkan step neutralizing dalam membuat liquid soap. Jika jaman dulu bikin liquid soap butuh waktu belasan jam, soapmaker sekarang sudah bisa membuat liquid soap dalam waktu yang lebih singkat (ada metode terbaru mengenai hal ini). 

Tanya: Liquid soap kok busanya sedikit?
Jawab: Liquid soap alami memang busanya lebih sedikit dibanding liquid soap pabrikan, hal ini juga berlaku untuk sabun batangan homemade. Castile liquid yang berbahan 100% olive oil malah bisa dibilang tidak berbusa (busanya sangat sedikit), tapi sangat lembab bagi kulit. Jika ingin lebih banyak busa, saya sarankan pakai foaming net. 
Busa pada sabun pabrikan berasal dari surfcactant / synthetic detergent, synthetic detergent ini banyak jenisnya, SLS merupakan bahan surfactant yang paling banyak digunakan ada sabun pabrikan.

Tanya: Sabun home made ga bisa PH Balance?
Jawab: Jika Anda melihat sabun 'home made' yang mengklaim memiliki ph netral 5.5, baik sabun batang maupun cair, pada dasarnya mereka merupakan synthetic detergent. Baca dulu ingredientsnya. Jenis2 surfactant ada banyak, contoh: Cocamidopropyl Betaine, Sodium Lauryl Sulfate, Sodium Lauryl Sulfoacetate (SLSA) merupakan sebagian kecil jenis surfactant yang umum dipakai. 
Tidak ada sabun homemade natural yang bisa dibuat dengan ph netral. Titik. Sabun cair adalah produk alkali dan dimaksudkan untuk menjadi sebuah produk basa dengan pH biasanya di kisaran 9 - 10,2. Mencoba untuk menurunkan pH dibawah 9 atau bahkan sekitar 9 akan mengakibatkan sabun Anda tidak stabil. Menurunkan PH sabun Anda akan membuat sabun Anda berubah menjadi campuran air, glycerin, asam lemak, singkatnya: terpisah. Sabun cair yang benar akan berada di kisaran pH 9 - 10.2.


Sementara, ini dulu FAQ yang saya rangkum ya... ini adalah pertanyaan pertanyaan yang paling sering ditanyakan. Silahkan berikan komen jika ada yang kurang :)


Monday, October 5, 2015

All natural, chemical free product = Good for your skin?

Dari pertanyaan pertanyaan via email maupun chat yang masuk, saya lihat masih banyak nih yang clueless tentang produk produk chemical free bla bla bla itu. Ada seller yang membuat produk natural, homemade skincare yang menyatakan produknya bebas kimia, preservative dllsb dan memberukan statement bahwa inilah yang bagus untuk kulit, non chemical.

Disini saya -sekali lagi- mencoba meng-edukasi Anda sekalian. Saya bukan type orang yang anti chemical, tapi juga bukan orang yang sangat pro dan mendukung penggunaan bahan kimia pada produk produk home made. Saya netral. Bingung? hehehe.... 

Saya mendukung pemakaian chemical yang membuat produk home made menjadi lebih baik. Contoh nyata yang paling sering terjadi adalah preservative. Banyak produk home made yang ga pake preservative padahal produk mereka mengandung air. It's a big NO NO di dunia home made skincare. Water, hydrosol, aloe vera juice/water, semua mengandung air sehingga WAJIB menggunakan preservative.

Siapa disini yang anak kimia? murid saya ada yang lulusan kimia dan bio teknologi. Mereka tahu persis bahwa pemakaian preservative adalah WAJIB bagi produk yang mengandung air atau yang kemungkinan terkena air (contoh: body scrub).
Sebagai contoh, segelas air minum yang ditetesi bakteri tidak akan langsung berubah warna, bau dan rasa seketika itu juga, padahal air tersebut sudah mengandung bakteri, secara kasat mata, tetap bening. Air tersebut baru akan berubah bau, warna dan rasa SETELAH bakteri yang dimasukkan itu menjadi koloni. 

Salah satu produk yang banyak salah produksi adalah body spray. Urusan harus dikocok dulu sebelum digunakan, itu karena tidak pakai emulsifier. Tapi air yang ada di dalam body spray itu HARUS dan WAJIB pakai preservative. Anda mau menyemprotkan air yang mengandung yeast, bakteri atau berbagai bacam nasty things ke kulit Anda? saya sih tidak. Sekali lagi, preservative itu bukan hanya paraben, masih ada banyak pilihan lain. Yang perlu diperhatikan adalah broad spectrum atau tidaknya produk preservative tersebut. 
Seberapa efektif kah preservative yang digunakan?

Saya akan melanjutkan tulisan ini dengan tulisan tentang bagaimana membaca preservative dan bahan lainnya pada ingredient list ;)

Thursday, September 17, 2015

Oatmeal in Handmade Soap



Beberapa alasan kenapa banyak soapers (termasuk saya) suka menggunakan oatmeal di sabunnya adalah karena oatmeal pada sabun membantu untuk:

- moisturize
- exfoliate
- meringankan peradangan
- menenangkan gatal
- balance pH
- create a skin barrier
- slow the effects of aging

Berdasarkan hal hal tersebut, tidak heran jika banyak soapers yang senang menggunakan oatmeal pada sabun mereka. Nah, apa saja pilihan Anda untuk menggunakan oatmeal?

1. Ground oatmeal
Saya sering menggunakan ground oatmeal yang digiling medium, tidak terlalu kasar maupun halus, di tengah tengahnya. Ini menjaga supaya ada sedikit butiran yang berfungsi untuk exfoliating. Pada sabun akan terlihat seperti bintik2 oatmeal ;)

2. Colloidal oatmeal
Ini oatmeal yang sangat halus sehingga larut pada sabun. Anda mendapatkan semua benefitnya tanpa efek exfoliating. Beberapa orang yang kulitnya sensitif suka merasa medium ground oatmeal masih terlalu kasar, sehingga colloidal oatmeal menjadi pilihan terbaik untuk mereka. Produksi colloidal oatmeal melibatkan banyak hal, Berdasarkan situs ini, “Colloidal oats are first ground, boiled, and steamed to keep its natural oils fresh. Oat grains are further milled into a fine powder.”. Sebagai hasilnya, colloidal oatmeal merupakan pilihan yang lebih mahal dibanding pilihan oatmeal lainnya dalam postingan ini. Colloidal oatmeal memiliki banyak kelebihan sehingga pantas untuk harga/biayanya. 

3. Oat Flour (bubuk oatmeal)
Pada dasarnya ini merupakan versi home made colloidal oatmeal, tapi bukan colloidal oatmeal yang sesungguhnya. Disini, ground oatmeal digiling sampai halus dan disaring lagi untuk mendapatkan bubuk yang paling halus dari oatmeal.

4. Oat milk
Banyak soapers memilih oatmilk sebagai solusi untuk mendapatkan semua manfaat oatmeal dengan biaya rendah. Anda bisa membuat oat milk sendiri di rumah. 

Salam soapers ^__^





Saturday, August 29, 2015

Today's Topic: Plant Extract

Beberapa waktu yang lalu, seorang customer menanyakan tentang extract ke saya. Dia melihat statement pada produk sabun cair yang dibuat oleh brand home made soap terkenal di Indonesia. Pada statement tersebut katanya sabun cair ini dibuat dengan menggunakan green tea yang sangat banyak, bukan cuma extract yang cuma 1-2%. 

Customer saya menanyakan apakah statement ini benar?

Saya jelaskan, kenapa pemakaian extract dalam dunia kosmetik amat sangat sedikit, dan kenapa di produk skincare lebih disarankan menggunakan extract. 

Dibutuhkan berkilo kilo bahan tersebut untuk menghasilkan 1 ons extract, karena itulah extract menjadi mahal, dan penggunaannya sangat sedikit. Tidak berbeda jauh dengan essential oil. Tahukah kamu, dierlukan lebih dari 100 kilo bunga mawar untuk menghasilkan 7Gr rose essential oil?  Itu sebabnya rose essential oil sangat mahal harganya.
Pernah mencoba membuat pumpkin powder? 1 buah labu dengan berat 1.3Kg jika dibuat dehidrated pumpkin dan dijadikan bubuk hanya menghasilkan kurang dari 1 ons pumpkin powder. Sampai disini jelas ya analoginya?

Kembali ke statement produsen di atas, saya tekankan, 10 kg bahan tersebut tidak sebanding manfaat maupun benefitnya dengan 1-2% extract. Selain itu, ingat bahwa bahan mentah merupakan tempat bersarang dan bertumbuhnya jamur dan bakteri. Silahkan googling sendiri, apakah ada home made skin care product (bukan bar soap) yg disarankan menggunakan bahan mentah (pake jus pepaya misalnya). Sangat disayangkan jika ada merk ternama yang memberikan statement yang membodohi customer tanpa melakukan riset terlebih dahulu.

Ini saya lampirkan prosedur pembuatan extract, dan link tentang how to nya. 






Sekian ocehan saya hari ini ;)

Wednesday, August 19, 2015

Natural vs Organic

Dengan begitu banyak istilah yang digunakan dalam memasarkan produk kecantikan, seringkali sulit untuk membedakan apa yang Anda pikir Anda beli dibandingkan apa yang sesungguhnya Anda dapatkan. "Natural" dan "Organik" sering digunakan untuk mempromosikan kemurnian banyak produk kecantikan - terutama sabun - tetapi dua istilah merupakan dua hal yang sangat berbeda. Salah satunya adalah istilah yang diatur secara hukum, dan yang lainnya jauh lebih bebas. Baca terus untuk mengetahui lebih lanjut tentang perbedaan penting antara dua label tersebut.


ORGANIK
 'organik' adalah istilah diatur secara ketat oleh Departemen Pertanian AS (Atau di eropa: Ecocert). Menurut situs USDA, "kegiatan organik harus menunjukkan bahwa mereka melindungi sumber daya alam, melestarikan keanekaragaman hayati, dan hanya menggunakan zat yang di approve".

Dalam rangka untuk diakui sebagai produk 'organik', fasilitas atau kegiatan pertanian/peternakan harus memenuhi standar ketat yang ditetapkan dan disetujui oleh National Organic Program (NOP). NOP mengatur pembuatan, produksi, penanganan, pelabelan dan penegakan semua produk organik bersertifikat USDA. Singkatnya, produk berlabel 'organik' tidak didapatkan begitu saja dengan mudah! Apa pun yang berlabel organik harus melalui proses regulasi yang ketat, dan Anda dapat  yakin bahwa apa yang Anda beli tidak mengandung bahan sintetis atau pestisida.

"Secara keseluruhan, jika Anda membuat sebuah produk dan ingin mengklaim bahwa produk Anda atau bahan-bahan produk Anda organik, produk akhir Anda perlu disertifikasi. Jika Anda tidak bersertifikat, Anda tidak harus membuat klaim organik atau menggunakan label organik USDA dimanapun pada produk Anda"

USDA dan Ecocert merupakan lembaga sertifikasi organik yang banyak dikenal luas, masih banyak serifikasi organik lain yang ridak umum disini.


NATURAL
Di sisi lain, banyak soapers menggunakan istilah 'natural' untuk menunjukkan bahwa sabun atau produk mereka dibuat tanpa bahan sintetis. Kata 'alami' merupakan istilah umum yang dapat diterapkan untuk hampir apa pun yang berasal dari alam. Tidak seperti 'organik,' tidak ada rintangan hukum ketika menggunakan istilah 'alami'.


Jadi? Apa artinya? hmm... soapmaker yang berpendidikan tidak akan menyebut produk mereka organic. Buyer yang pintar tidak akan percaya begitu saja produk tersebut merupakan produk organik hanya karena ada tulisan/kata "Organik". 
Masalah utama di Indonesia, bahan organic untuk skincare (termasuk sabun) amat sangat sulit didapat (kalau tidak bisa saya sebut langka). Satu satunya cara untuk mendapatkan bahan tersebut adalah dengan membelinya dari luar negri. 
Jadi, jika Anda menemukan sabun "organik" yang dihargai dibawah Rp. 50.000,- , waspadalah. Bisa jadi Anda membeli produk dari soapmaker yang ilmunya "pas pasan". :p


Source: Soap Queen
               USDA
               Ecocert


Contoh produk dengan label USDA organik, lihat lingkaran di kanan bawah:



Beberapa logo sertifikasi organik internasional lainnya:



Tuesday, July 7, 2015

Soap Addtitive Series - Honey



Madu merupakan bahan additive sabun yang bisa Anda pilih jika Anda mencari exfoliant lembut, busa yang banyak, atau pembersih kulit antimikroba alami. Apa yang membuatnya begitu menyenangkan? Dan bagaimana saya bisa menambahkannya ke sabun saya?

Mengapa madu merupakan aditif alami yang baik untuk produk tubuh? Madu membuat pembersih kulit yang baik karena itu memiliki antimikroba alami. Madu merupakan exfoliant microfine karena struktur kristalnya. Madu membuat sabun lebih berbusa karena struktur kristal yang sama bertindak seperti gula ketika Anda menambahkannya pada sabun.

Efek antibakteri madu berasal dari hidrogen peroksida alami, diproduksi oleh enzim yang secara alami terdapat dalam madu. Madu tidak pernah rusak karena kandungan potassium yang sangat tinggi, yang membuat sulit bagi bakteri untuk bertahan hidup. Hidrat madu, melembabkan, menenangkan, melembutkan dan memberikan sabun warna yang tan yang indah dan aroma manis, madu, salah satu humectants paling terkenal, menarik dan menahahan kelembaban pada kulit sehingga membuat kulit lembut dan lentur. Dalam perawatan rambut, madu merevitalisasi rambut dan bertindak sebagai sealant alami, menahan  kelembaban dan sinar pada rambut. 

Siapa selain saya yang menyukai sabun dengan madu? ;)

Tuesday, May 26, 2015

Soap additive series - Coffee



Kopi sarat dengan antioksidan alami dan kafein yang tidak hanya akan menyegarkan Anda, tetapi juga sabun Anda. Kafein telah dikenal untuk mengencangkan kulit bila diterapkan secara topikal dan antioksidannya akan membantu melawan radikal bebas. Aroma kopi sangat mengundang dan hangat. Kopi dapat digunakan sebagai exfoliant, atau untuk memberi warna coklat untuk sabun Anda.

Fragrance
Pasangkan kopi Anda dengan vanila atau karamel untuk bar wangi yang lembut dan manis. Mix dengan minyak esensial peppermint dan minyak cokelat untuk aroma peppermint moka. Biarkan imajinasi Anda membawa Anda ke bistro favorit Anda. Campur dengan moka untung wangi biscotti yang anda sukai. Begitu banyak kemungkinan. Ganti air untuk sabun Anda dengan air kopi untuk memperkuat warna dan manfaatnya. Kopi secara alami dapat membantu menghilangkan bau (deodorizer). 

Exfoliation
Banyaknya pilihan untuk exfoliasi bisa membuat sulit untuk memilih takaran yang tepat. Terlalu banyak malah akan lebih berbahaya dibanding bermanfaat. Tidak cukup exfoliasi? Nah lalu apa gunanya? Itu adalah saat dimana eksperimen Anda perlu bereksperimen. Bila menggunakan kopi, saya menemukan bahwa bubuk yang halus lebih baik. Semakin besar butirannya akan terasa lebih kasar.

Warna 
Semakin kental kopi yang Anda gunakan untuk pengganti air dalam sabun Anda, semakin gelap pula warna sabun yang dihasilkan.

Selamat mencoba :)




Thursday, May 7, 2015

Water Replacement - Beer




Untuk banyak alasan, beer merupakan bahan yang baik untuk sabun (lebih tepatnya: water replacement untuk sabun). Beer membuat sabun sedikiittt beraroma bir, dengan warna alami bir dan busa yang banyak (unscented)
Sabun bir bisa juga diberi scent, beer fragrance oil ada kok ;)
Sabun bir melembabkan kulit saya. Dan sabun ini banyak penggemarnya, terbukti jika saya mengeluarkan varian sabun bir, jenis ini termasuk yang cepat habis dijual. 

Bir memiliki bahan-bahan di dalamnya yang sangat bermanfaat untuk kulit dan rambut. Bir mengandung hop yang dikenal untuk menenangkan kulit yang teriritasi, dan mengandung polifenol yang bertindak sebagai antibakteri. bir juga merupakan pengawet alami. Hops juga mengandung asam amino yang melembutkan kulit. 

Untuk memakai beer sebagai pengganti air, jangan lupa untuk menghilangkan kadar alkoholnya terlebih dahulu. 

Banyak yang menggunakan beer soap sebagai shaving soap juga. Sekali dayung dua tiga pulau terlampau, bukan? ;)




Wednesday, April 22, 2015

Soap Additive Series - Rahasia Bahan tambahan untuk sabun



Apakah Anda ingin belajar bagaimana bekerja dengan bahan tambahan untuk sabun (additive)? Additive mengubah resep  dasar sabun Anda menjadi sebuah bar yang unik yang Anda ciptakan sendiri. Bermain dengan additive adalah cara yang bagus memancing kreativitas Anda. Walaupun sudah banyak postingan saya tentang additive untuk soapmaking sebelumnya, saya merasa perlu untuk merangkumnya ke dalam satu seri. Artikel tentang additive tetap berguna untuk me'refresh' dan memancing kreatifitas Anda (dan murid murid saya tentunya ;) )

Saya telah menggunakan banyak additive yang berbeda dalam sabun saya, tetapi ada banyak lagi yang ingin saya coba. Madu, untuk membuat kulit Anda lembut. Oatmeal, soft exfoliant. Kopi, penyerap bau alami.. Bir, untuk busa yang luar biasa. Additive akan memberikan berbagai variasi kreatif tanpa batas.

Ada banyak tambahan yang dapat Anda gunakan untuk meng-upgrade resep sabun  Anda. Ingin lebih banyak kelembaban, exfoliating, warna natural atau aroma lembut? Tanpa diragukan lagi, additive adalah cara terbaik untuk dicoba. 

Dalam seri ini, saya ingin memperkenalkan additive yang paling sering saya gunakan. Jika Anda tertarik untuk belajar tentang additive, ikutin terus seri ini dalam blog saya ;). Saya akan mengupdate posting ini dengan link ke setiap bagian dari seri Soap Additive. 




Saya berharap bahwa seri ini akan menginspirasi Anda untuk menjadi kreatif dan memaksimalkan potensi soaping Anda. Apakah Anda memiliki additive favorit yang belum saya coba? Beritahu saya di komen. Dan tentu saja, periksa kembali untuk mengetahui lebih dalam tentang additive di blog ini :)


Saturday, April 4, 2015

Lotion/Cream Making Series: Emulsi, trik ajaib dari Krim dan Lotion



Air dan Minyak tidak bisa tercampur sendiri. Untuk membuat krim atau lotion, sesuatu harus dilakukan untuk bahan berbasis air dan minyak untuk membuat mereka tercampur. Emulsi terjadi ketika air  merangkum molekul minyak dengan bantuan bahan yang disebut emulsifier. Lecithin adalah emulsifier yang umum ditemukan di alam. Dalam memasak, lesitin yang terkandung dalam kuning telur memungkinkan koki untuk membuat saus lezat seperti mayones atau hollandaise. Krim dan lotion yang dibuat dengan cara yang sangat mirip. Hanya untuk lotion dan krim, bahan-bahan lain harus digunakan untuk mempertahankan stabilitas, dan emulsi jangka panjang (bertahan).

Emulsifying Wax adalah bahan yang telah diformulasikan secara khusus untuk tujuan ini. E-wax berisi jumlah yang tepat dari lilin dan emulsifier untuk untuk mempertahankan emulsi stabil yang paling sederhana dari formula krim atau lotion. Untuk pemula, saya sering merekomendasikan bahan ini. Bahan ini sangat mudah digunakan, bahkan ketika Anda membuat resep sendiri dari bahan mentah.


Untuk membuat formula emulsi dasar, coba gunakan rumus sederhana ini:


  • 1 bagian Emulsifier
  • 3 bagian minyak / butter
  • 6 bagian air atau Hydrosol
Untuk membuat emulsi, mulai dengan memanaskan wax dan minyak / butter bersamaan. Dalam wadah terpisah, panaskan air. Ketika kedua fase menjadi panas, dan wax telah larut sepenuhnya, mulai mixing fase air. Tuangkan campuran minyak / wax perlahan lahan ke dalam fase air sambil terus di mix. Setelah bahan-bahan tercampur merata, teruskan mixing campuran selama setidaknya lima menit penuh. Campuran harus menjadi kental dan opaque. Preservative WAJIB ditambahkan ketika produk berada pada suhu terntentu (bacalah petunjuk penggunaan preservative yang akan Anda gunakan).

Lotion/krim buatan Anda akan menghasilkan tekstur dan variasi penampilan yang berbeda beda, tergantung dari campuran bahan yang Anda gunakan. Mencapai emulsi yang stabil juga mungkin memerlukan beberapa rasio tergantung pada bahan yang Anda pilih. Menjadi seorang ahli membuat krim dan lotion adalah sebuah petualangan! Seringlah melakukan eksperimen, dan jangan berkecil hati ketika formulasi tetap terpisah atau gagal. Semua itu merupakan bagian dari proses pembelajaran ;)


Berikut ini saya berikan contoh pembuatan lotion yang sederhana:




Source: emulsion

Tuesday, March 24, 2015

Mewarnai Sabun dengan pewarna natural - part 2


Pewarna natural lain yang biasa digunakan pada sabun adalah clays. Artikel tentang clays dan benefitnya masing masing bisa dibaca di sini

Clay dituang pada adonan sabun pada saat light trace. Foto mengenai hasil masing masing clay pada sabun bisa dibaca di blog milik Amanda Gail di LovinSoap



Kiri ke kanan: Pink Brazilian Clay, Yellow brazilian Clay, Purple Brazilian Clay, Dark Red Brazilian Clay, Natural Brazilian Clay (Credit: www.brambleberry.com)

Brazilian Clay Sampler




Sunday, March 15, 2015

Mewarnai sabun dengan pewarna natural - Part 1


Dengan pewarna alami Anda tidak akan mendapatkan warna yang cerah dan eyecathing seperti jika menggunakan pewarna artifisial. Sebaliknya, Anda akan mendapatkan warna yang lembut secara alami. Sementara beberapa bahan natural hanya memberikan warna, beberapa pewarna alami memberikan Anda lebih dari sekedar warna, seperti exfoliating, antioksidan atau manfaat lainnya. Berikut adalah daftar dari beberapa hal yang saya telah digunakan dan warna yang mereka hasilkan, berikut manfaat tambahannya ;).
Rata rata yang digunakan dalam bentuk kering atau bubuk.


  • Alfalfa: Hijau Sedang
  • Alkanet Root: Ungu sampai biru
  • Annatto (infused in oil): kunning sampai oranye
  • Beet Root Powder: Kunging labu, mengandung antioksidan.
  • Black Walnut Hull: Bintik hitam, baik untuk exfoliating
  • Calendula: Kuning, memiliki manfaat menyembuhkan
  • Carrot (powder/oil): oranye kekuningan, mengandung beta carotene
  • Chamomile: Beige sampai yellow, mengandung anti inflamasi
  • Chamomile Essential Oil, German:  Hijau muda, anti inflamasi, menenangkan kulit
  • Chlorophyl (powder): Hijau, memiliki manfaat penghilang bau (deodorizing)
  • Cinnamon: Coklat, bisa mengiritasi beberapa jenis kulit
  • Cloves: Coklat, bisa mengiritasi beberapa jenis kulit
  • Cocoa Powder: Coklat
  • Coffee: Coklat, exfoliating, antioksidan dan deodorizing
  • Cornmeal: Kuning, exfoliating
  • Blue cornmeal: Biru keunguan sampai hijau, exfoliating
  • Green tea powder: Hijau kecoklatan, antioksidan
  • Henna: Hijau zaitun sampai coklat kehijauan
  • Indigo powder: biru tua, hati hati! Mudah bernoda
  • Kelp: hijau, mengandung yodium dan iodine
  • Madder root (Infuse di oil jika tidak menginginkan ada bintik merah): merah sampai ungu 
  • Moroccan Red Clay: Merah bata, menarik kotoran pada kulit
  • Paprika (Infused di oil jika tidak menginginkan ada bintik): Oranye
  • Poppy seed: Bintik hitam, exfoliating
  • Pumice: Abu abu, exfoliating
  • Rose pink clay: Pink kecoklatan, menarik kotoran pada kulit
  • Rose hips (dried): Burgundy sampai coklat, tinggi kandungan vitamin C
  • Safflower petals: Kuning sampai oranye
  • Saffron: Kuning
  • Sage: Hijau sampai coklat
  • Sandalwood powder (tergantung jenis yang digunakan): Merah akan menjadi merah kecoklatanm kuning akan menjadi kuning krem
  • Spearmint: hijau sampai coklat
  • Spinach (kering): Hijau muda
  • Spirulina: Hijau sampai hijau kebiruan
  • Susu: coklat, beige, sedikit oranye
  • Turmeric: kuning
  • Wheat grass juice: Hijau

Buah dan sayuran segar sebagian besar tidak dapat digunakan untuk mewarnai sama sekali (hampir semuanya akan berubah menjadi coklat selama proses saponifikasi). 
Kadang kadang bahkan yang bentuk kering tidak bisa bertahan warnanya. Mint akan berubah menjadi hijau terang, kemudian setelah beberapa minggu akan berubah menjadi cokelat. Kelopak mawar biasanya berubah menjadi cokelat dalam hitungan hari. Lavender akan tetap ungu selama beberapa hari, kemudian berubah menjadi hijau, akhirnya berakhir di coklat.

             color soap naturally series

Thursday, February 19, 2015

Mari membahas tentang pewarna

Oxides, Mica, ultramarines - apa bedanya?

Bagian terbaik dalam menggunakan mika di CP adalah bahwa mica tidak menggumpal sama sekali. Warna-warnanya halus dan indah.. Bagian yang kurang menyenangkan  dari pemakaian mica di CP adalah bahwa mereka butuh tingkat pemakaian yang lebih banyak dibandingkan dengan dari pewarna pigment maupun FD&C. Hal kurang menyenangkan lainnya adalah beberapa mica tidak stabil pada sabun CP karena lapisan pewarna FD&C nya, sehingga perlu dilakukan tes untuk mengetahui stabil atau tidaknya mica tersebut pada sabun CP.


1. Pigments
Oksides dan ultramarines termasuk dalam kategori ini. Pigmen, seperti kebanyakan pewarna di luar sana, bukan termasuk kategori alami, melainkan "Nature Indentical".

Pigmen diproduksi di laboratorium sejak tahun 70-an. Ternyata, pigmen (oksida dan ultramarines) digunakan untuk ditambang namun FDA melangkah masuk dan menuntut beberapa syarat kemurnian, sehingga sejak saat itu, pewarna ini telah diproduksi di laboratorium - struktur molekul yang sama hanya berbeda dari cara pengolahan.

Beberapa Iron Oksides masih diekstraksi secara alami; Namun, Iron Oxides di alam (tanah) sering mengandung logam beracun seperti timbal, arsen, merkuri, antimon dan selenium (ketika mereka berada di alam). Ini adalah mengapa FDA melangkah untuk mengatur pewarna kosmetik sehingga tingkat logam beracun yang hadir dalam konsentrasi rendah  dianggap "aman." Bahkan, hanya iron oxides sintetis yang disetujui untuk digunakan dalam kosmetik di negara ini.  (Johnson, S.T. & Wordell, C.J. “Homeopathic and herbal medicine: Considerations for formulary evaluation,” Formulary, 32, 1167, Nov. 1997. )

Hal yang baik tentang enggunaan pigmen dalam sabun adalah bahwa mereka stabil. Umumnya, mereka tidak akan berubah atau mengubah warna dalam Cold Processed atau Melt dan Pour. Mereka juga cost efektif; Dengan harga $ 3- $ 6 per ounce (sekitar 28gr), pewarna ini termasuk murah. Kelemahan menggunakan pigmen adalah bahwa mereka cenderung menggumpal sehingga mereka membutuhkan tambahan TLC untuk membuat mereka tidak menggumpal.

2. FD&C Colorants
Ada banyak jenis pewarna FD & C, tetapi pada dasarnya mereka diproduksi di laboratorium, tidak alami tetapi umumnya sangat mudah digunakan dan memberikan rentang warna yang lebar, lebih dari yang bisa Anda bayangkan. Ada tersebar luas ketidakpercayaan, dan bahkan ketakutan, tentang pewarna FD & C. Hal ini kemungkinan besar karena FDA telah menarik warna di masa lalu karena masalah keamanan. Contoh yang paling terkenal mungkin Red No 2, dilarang pada tahun 1976 atas kemungkinan link ke kanker. Sebenarnya,  pewarna FD & C terdapat dalam sebagian besar makanan olahan yang kita makan (dari keju untuk kentang goreng untuk permen) dan kekhawatiran tentang penggunaan pewarna ini dalam sabun mungkin tidak berdasar. Selain itu, jumlah kecil dari jenis pewarna dalam sabun (yang tidak tinggal pada kulit Anda), adalah paling tidak berarti dibandingkan dengan jumlah besar pewarna FD & C dalam makanan (dan vitamin dll ...).

Bagian yang menyenangkan dari menggunakan pewarna FD & C adalah bahwa mereka,  cukup murah untuk digunakan. Mereka sangat terkonsentrasi. Mereka juga tercampur dengan merata. Mereka biasanya stay clear di MP soap. Bagian menyebalkan adalah ketidak stabilan mereka dalam lingkungan basa (alias - sabun proses dingin). Jarang sekali ada pewarna FD & C yang benar-benar bisa stabil. Rata rata pewarna FD&C akan 'bleeding' dan 'fading'.

3. Micas
Mica termasuk dalam kategori pewarna FD & C karena mica merupakan produk alami, yang ditambang dan kemudian dilapisi dengan pewarna FD & C, atau pigmen, atau kombinasi keduanya untuk mendapatkan warna tersebut. Warna ganda  inilah yang menjadikan mica berkilau dan bercahaya (shimmery). Mica merupakan pewarna yang Anda lihat di lipstik Anda, eye shadow dan blush on. Mica terlihat jelas pada produk yang transparan, seperti sabun melt and pour, karena shimmer membutuhkan cahaya untuk merefleksikan dan membiaskan cahaya dengan baik.



4. Pewarna Sabun Natural/Alami
Tidak ada definisi legal untuk pewarna alami. FDA mengklasifikasikan pewarna sebagai yang memerlukan sertifikasi dan yang tidak memerlukan sertifikasi. Beberapa pewarna alami yang populer untuk digunakan adalah:

Kuning - Annatto, Saffron, kunyit, yellow clay
Hijau - Klorofil
Coklat - Cocoa Powder, teh 
Red - Paprika powder

Ungu - Alkanet Root (untuk CP)
dst dst...



Bagian yang baik tentang pewarna alami adalah sudut pemasaran; masyarakat umum percaya bahwa alami adalah lebih baik sehingga Anda dapat memasarkan ini dengan baik. Namun, sulit untuk mencapai warna yang Anda inginkan jika menggunakan pewarna alami, dan kadang-kadang, Anda tidak bisa mendapatkan warna yang halus (tergantung pada ramuan yang digunakan). Masalah lain adalah bahwa beberapa pewarna yang mahal untuk digunakan.

credit: makeyoursoap.com


Monday, February 2, 2015

Kursus Sabun Mahal? atau: Ngapain kursus?

Ini pernyataan atau pertanyaan yang sering muncul. 
Banyak email maupun whatsapp yang masuk menanyakan kursus lalu menyatakan overbudget, mahal, dan lain lain. Ada juga yang bilang, kalo via googling atau youtube banyak tutorialnya, ngapain kursus? Ada lagi: di tempat lain lebih murah. Untuk kursus yang lebih murah, tanyakan dulu apa saja materi yang diajarkan, kelas private 1 on 1? ada konsultasi setelah kursus?  

Nah, ini perlu ada murid yang berbesar hati untuk bersedia menuliskan testimoni dan memberikan tambahan pada komentar, kalau dari saya doang alasannya, nanti terasa seperti promosi, hehehehe....

Beberapa alasan kenapa kursus antara lain:

  1. Di dunia maya, Anda melihat prosesnya, ada resepnya, dan  Anda MEMANG bisa membuat sabun sesuai dengan resep yang SESUAI dan SAMA PERSIS dengan yang anda lihat di youtube maupun internet. Tapi.... apakah Anda bisa menciptakan resep Anda sendiri? Apakah resep tersebut sudah Anda cek tentang soap quality nya? (Hardness, bubbly, conditioning, creamy, etc etc).
  2. Apakah Anda tahu jenis jenis oil tertentu yang mudah rancid? Pemakaian oil yang mudah rancid ada maksimumnya agar sabun Anda tidak mudah DOS (Dreaded Orange Spot).
  3. Apakah Anda diberitahu tentang tips dan trick membuat sabun untuk iklim panas dan humidity di Indonesia? Beberapa resep harus dimodifikasi untuk iklim Indonesia jika tidak ingin sabun Anda cepat rusak.
  4. Apakah Anda diberitahu tentang cara memperpanjang shelf life oil yang cepat rancid?
  5. Apakah Anda diberitahu tentang superfatting, water discount, dan istilah istilah dunia persabunan lain?
  6. Apakah Anda tahu tentang how to handle bad behaving FO?
  7. Tahu bagaimana membuat sabun lebih keras? Membuat sabun lebih banyak busa?
Itu baru beberapa alasan yang bisa saya ingat.
Jika Anda memiliki pengalaman bertahun tahun dalam satu bidang tertentu, lalu Anda berbagi ilmu tersebut (yang Anda peroleh dari hasil pengalaman, praktek, riset selama tahun tahun tersebut), apakah Anda mau langsung memberikan rahasia Anda begitu saja? Kalau ada yang mau, saya mau mengajukan diri untuk belajar :D

Sebagai perbandingan, ini ada beberapa kursus soapmaking dari luar (sebagian ada yang online), lalu bandingkanlah dengan fee kursus sabun di Indonesia. Perlu diingat juga, kelas private/public, praktek/tidak (online course anda harus praktek sendiri).  Modul apa saja yang diajarkan? apakah hot process sudah termasuk di dalamnya atau tidak?

Little Soap Company, GBP 285 (one on one)
Soap School, start from GBP 99
Bathalchemylab, USD 89
Joan Morais (Online) USD 39.99
coe-onlinetrainingcourses, GBP 127
udemy.com, $90 for beginner soapmaking

Rata rata kursus di luar negri jauh lebih mahal dibanding di Indonesia. Materi saya mengacu pada materi cold process soap making di US, bahkan sudah saya rangkum teorinya sampai ke level advance. Anda tinggal prakteknya saja.

Ada yang mau menambahkan?






Monday, January 26, 2015

Oils for Soapmaking

It's an honor to write in this blog.  Dear Sylvia memberi saya kesempatan yang tak akan saya lewatkan. Thank you. Cukup bingung mau menulis apa, akhirnya saya memilih topik ini karena sampai saat ini pun kadang topik ini masih merupakan dilema buat saya.

Sebagai soapmaker, tinggal di Indonesia sebagai penghasil palm oil terbesar di dunia tentu sangat menguntungkan.  Harganya yg murah dan mampu menghasilkan sabun berkualitas baik merupakan daya tarik yang kuat.  Secara pribadi saya menyukai penggunaan palm oil di sabun handmade.  Palm oil dan turunannya juga digunakan di hampir seluruh industri kosmetik di dunia.  Satu hal yang mengganjal adalah isu perusakan lingkungan akibat deforestasi massive dari hutan hujan tropis di Kalimantan dan Sumatera. Isu yang menurut beberapa teman yang bekerja di sektor-sektor ini, bukan merupakan isu lagi.

Lalu saya mencoba beralih ke tallow (lemak sapi) sebagai bahan alternatif penggunaan sabun. I was so excited because the result was great: creamy and hard soap.  Tapi sayangnya ketersediaan bahan baku ini belum stabil dan untuk memproses sendiri lemak sapi menjadi tallow sangat memakan waktu dan tenaga.

Next soya bean oil.  I love this oil tapi pemakaian di soapmaking tidak bisa terlalu banyak karena pemakaian yang terlalu banyak menghasilkan sabun yang lembek dan rentan terhadap DOS.  Satu hal lagi soya bean oil, canola oil dan corn oil berasal dari GMO.  The health issue dari produk 2 yang berbahan baku GMO is still debatable but I would love to find non GMO soya bean and canola oil :D.

What about Rice Bran Oil? Sifatnya yang mirip olive oil menyebabkan saya selalu menyimpannya di rumah.  But rice bran oil is still not olive oil.  Olive oil bisa dipakai sampai 100%, rice bran tidak.  Maksud saya bisa saja pakai 100% rice bran oil tapi hasilnya jauh berbeda dengan 100% olive oil (The Legendary Castile Soap).

My most favorites of course Coconut Oil and Olive Oil. Some people will add castor oil as their favorite trio ;).  Kalau sabun dengan 100% olive oil (Castile Soap) menghasilkan sabun yang sangat lembut, sabun dengan minimum 70% olive oil (Bastile Soap) will also produce great soap with lovely bubble.

Bagaimana dengan exotic oils seperti avocado oil, macadamia oil, jojoba oil, hemp oil dan lain2?  I think those oils will produce luxurious soap but....I haven't tried these oils in soapmaking.  Ga tega :D. I will use them, promise, in near future....




Friday, January 23, 2015

Beberapa murid lulusan Soapville

Pada postingan saya sebelumnya, saya bercerita sedikit tentang diri saya dan sejarahnya saya mulai berkecimpung di dunia ini.

Kali ini, saya akan bercerita tentang murid (yang mengijinkan saya menulis tentang mereka disini). Jangan memandang mereka bisa sukses secara instan ya... saya tahu persis bagaimana awal awalnya mereka kutak kutik resep, riset tentang bahan baku, dan berapa banyak sabun yang 'gagal' yang pernah mereka buat. Gagal dalam arti kata design nya tidak seperti yang diinginkan dan dibayangkan :p


Sevencactus
Owner seven cactus bernama Sarah, Saya lupa kapan tepatnya dia belajar sama saya. 
Sarah bikin sabun sabun berbentuk cupcake, cake, bar soap, liquid soap, body butter dan body lotion. Yap, semua berawal dari kursus cold process soap. Sarah 
Bagi yang pengen beli melt and pour soap base, bisa menghubungi Sarah karena dia juga menjual Melt and Pour soap base. 

Beberapa produk Seven Cactus

     

    

Ini social media milik Sevencactus, silahkan mingle, di like dan follow yah :)

Facebook Seven Cactus
Instagram Seven Cactus
Website Seven Cactus


Moporie aka The Soap Corner
Owner Moporie namanya Erie. Awalnya Erie mengambil kursus sabun tujuannya untuk membuat suvenir ulang tahun pertama buat anaknya. Ga disangka sangka, Erie ketagihan bikin sabun sampai stoknya kebanyakan, sudah dibagi bagi ke keluarga dan teman pun masih kebanyakan. (ya gimana ga kebanyakan kalo bikin melulu ya Rie?, hehehe...).
Suatu hari Erie bbm saya dan curhat tentang stok sabunnya yang banyak itu, bingung kapan ngabisinnya. Saya bilang: Jual aja....
Berhubung erie ini memang sudah ada bese sebagai online seller yang menjual produk kosmetik impor, maka mulailah Erie masukin produk sabun home made nya ke web dan mulai mempromosikan produk produknya. Hasilnya? responnya bagus banget. Erie sudah ikut pameran di Grand Indonesia tahun lalu, dan tahun 2015 ini akan terus ikut pameran. Semangat ya Rieeeee :D


      

    



Social Media Moporie:
Facebook Page Moporie
Instagram The Soap Corner
Website Moporie


Soapaddict
Soap Addict ini milik Angela. Angela termasuk yang produksinya sedikit, bukan karena dia tidak mau bikin sih, tapi karena Angela kerja kantoran, dan mengajar setelah pulang kantor, maka hanya bisa bikin sabun malam hari menjelang tidur atau pada saat weekend. Angela, di tengah kesibukannya bekerja dan mengajar, masih menyempatkan diri untuk membuat sabun yang menurutnya sudah menjadi hobby yang bikin ketergantungan, hehehehe.... Angela termasuk murid yang sering datang ke rumah baik untuk chit chat maupun konsultasi ^__^


   





Social Media Soap Addict:
Facebook Soap Addict
Instagram Soap Addict
Website Soap Addict

Beberapa murid lainnya: 
vimala_co
olenka_id 
genevsoapery 
By.Le by Gulaco Main web nya di: Gulaco
bareskin_id
D'anggraini

Ada lagi 'cucu' murid, ini bukan murid langsung, melainkan muridnya murid (bingung yah??) hehehe....  Mari mingle ke instagramnya Brilsavonnerie ^__^

Siapa lagi yang mau nyusul? :)

Gimana kalau saya minta murid saya untuk menyumbangkan satu artikel untuk blog saya sebagai penulis tamu? 

Saya juga nunggu hasil sabun dari pasukan murid yang jagoan bikin kue *melirik jeung Niken dan jeung Grace* untuk sedikit bercerita tentang gimana rasanya bikin sabun dibandingkan dengan bikin kue/pastry, testimoninya, dan lain2. 

Untuk jeung Woro, sahabat dan owner dari Ritz n Luna Handmade Soap, permintaan khusus dari saya, sumbang tulisan dooonggggg ;)

Supplier Bahan Baku Sabun di Indonesia

Menyambung postingan saya sebelumnya di sini , sekarang sudah cukup banyak supplier yang bermunculan. Banyak pilihan nih untuk soaper soap...